KATA
PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan kenikmatan dan
karunia-Nya kepada seluruh hamba-Nya. Sholawat serta salam semoga tetap
tercurah limpahkan kepada Nabi besar kita, Nabi akhir zaman, Nabi Muhammad SAW.
yang telah menuntun kita dari zaman kebodohan ke zaman yang penuh dengan ilmu
pengetahuan.
Keterbatasan ilmu yang dimiliki oleh penyusun merupakan kelemahan, kekurangan,
dan kekeliruan dalam pembuatan makalah ini. Penyusun meminta maaf yang
sebesar-besarnya apabila dalam susunan, inti makalah dan lain sebagainya
terdapat hal yang kurang berkenan di hati pembaca.
Sekian yang dapat penyusun sampaikan. Semoga apa yang telah berbagai pihak
lakukan demi tersusunnya makalah ini, mendapatkan imbalan yang setimpal dari
Allah SWT.
medan, 26 oktober 2016
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Begitu banyak para pelajar yang masih keliru tentang penulisan sebuah
karangan. Untuk membuat karangan formal, seperti makalah, skripsi, tesis,
disertasi, dan sebagainya, seorang penulis dituntut memenuhi beberapa
persyaratan. Persyaratan tersebut antara lain teknik penyajian, isi, dan
bahasa. Dengan begitu, seorang penulis benar-benar siap mengemukakan gagasannya
dalam bahasa tulis secara terorganisasi. Ini mengisyaratkan bahwa menulis bukan
sesuatu yang kebetulan, namun memang sudah direncanakan.
Dalam melakukan sebuah penulisan, tentu kita membutuhkan suatu perencanaan.
Perencanaan itu yang akan membantu kita untuk membuat sebuah tulisan yang
terstruktur, terurut, dan tidak berantakan. Dalam perencanaan penulisan,
dibutuhkan juga sebuah teknik penulisan, dan kerangka karangan. Kerangka
karangan ini akan memudahkan kita untuk mengembangkan apa yang hendak kita
tulis.
Namun dibalik itu semua, yang perlu diperhatikan adalah hal-hal dalam
melakukan perencanaan penulisan yang nantinya akan dilanjutkan menjadi sebuah
tulisan yang baik. Dan pada makalah ini akan dibahas tentang perencanaan
karangan.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud
dengan perencanaa karangan?
2. Apa perbedaan
tema, topik, dan judul?
3. Apa saja tujuan
dalam penulisan itu?
4. Apa saja
bahan-bahan dalam penulisan?
5. Bagaimana kerangka
karangan yang benar itu?
C.
Tujuan Penulisan
1. Untuk memahami
pengertian dari perencanaan karangan.
2. Untuk mengetahui
perbdaan antara tema, topik, dan judul.
3. Untuk mengetahui
tujuan penulisan.
4. Untuk memahami
bahan-bahan penulisan.
5. Untuk mengetahui
tahap-tahap penulisan karangan.
D. Pembatasan Masalah
Agara pembahasn kita pada makalah ini tidak melebar luas atau bahkan
menyimpang dari pokok bahasan, maka penulis membatasi pembahasn makalah ini,
yaitu:
1. Tema, topik, dan
judul karangan
2. Tujuan penulisan
3. Bahan-bahan
penulisan
4. Kerangka Karangan
E. Sistematika
Penulisan
Makalah ini, disusun dengan menggabungkan materi dari berbagai buku sumber
dan dilengkapi dengan wacana-wacana mengenai perencanaan karangan yang penulis
dapat dari layanan internet.
BAB II
PERENCANAAN KARANGAN
A. Hakikat
Perencanaan Karangan
1. Proses Kreatif,
Menulis merupakan proses kreatif:
Pertama Tahap persiapan yaitu mengumpulkan informasi, merumuskan masalah, menentukan arah dan fokus penulisan, mengamati objek yang akan ditulis, dan memperkaya pengalaman kognitif untuk proses selanjutnya.
Kedua Tahap inkubasi (pendadaran) yaitu proses logis dengan memanfaatkan seluruh informasi yang akan dikumpulkan dari sebab ke akibat atau tesis – antitesis sampai dengan sintesis yang merupakan pemikiran sinergi kreatif yang juga bersifat khas sampai dengan pembahasan yang lebih luas yang merupakan solusi, pemecahan masalah, atau jalan keluar atas pemikiran yang dihadapi.
Ketiga Tahap iluminasi atau kejelasan yang ditandai dengan adanya inspirasi pemecahan masalah.
Keempat Tahap verifikasi yaitu mengevaluasi, memeriksa kembali, atau menyeleksi seluruh tahapan, dan menyusunnya kembali sesuai dengan fokus tujuan penulisan.
Karangan ilmiah mempunyai karakteristik umum,
yaitu:
a. Objektif artinya setiap pernyataan (kata, frasa, kalimat, paragraf) dapat diukur. Untuk itu penulis harus menggunakan kata-kata denotatif bukan konotatif;
b. Logis yaitu menggunakan penalaran yang sistematis dari topik, permasalahan, tujuan, analisis atau pembahasan, sampai dengan kesimpulan dan saran;
c. Empirik yaitu menggunakan data yang diperoleh melalui pengalaman, pengamatan, atau penelitian.
1. Proses Kreatif,
Menulis merupakan proses kreatif:
Pertama Tahap persiapan yaitu mengumpulkan informasi, merumuskan masalah, menentukan arah dan fokus penulisan, mengamati objek yang akan ditulis, dan memperkaya pengalaman kognitif untuk proses selanjutnya.
Kedua Tahap inkubasi (pendadaran) yaitu proses logis dengan memanfaatkan seluruh informasi yang akan dikumpulkan dari sebab ke akibat atau tesis – antitesis sampai dengan sintesis yang merupakan pemikiran sinergi kreatif yang juga bersifat khas sampai dengan pembahasan yang lebih luas yang merupakan solusi, pemecahan masalah, atau jalan keluar atas pemikiran yang dihadapi.
Ketiga Tahap iluminasi atau kejelasan yang ditandai dengan adanya inspirasi pemecahan masalah.
Keempat Tahap verifikasi yaitu mengevaluasi, memeriksa kembali, atau menyeleksi seluruh tahapan, dan menyusunnya kembali sesuai dengan fokus tujuan penulisan.
Karangan ilmiah mempunyai karakteristik umum,
yaitu:
a. Objektif artinya setiap pernyataan (kata, frasa, kalimat, paragraf) dapat diukur. Untuk itu penulis harus menggunakan kata-kata denotatif bukan konotatif;
b. Logis yaitu menggunakan penalaran yang sistematis dari topik, permasalahan, tujuan, analisis atau pembahasan, sampai dengan kesimpulan dan saran;
c. Empirik yaitu menggunakan data yang diperoleh melalui pengalaman, pengamatan, atau penelitian.
2. Menentukan jenis Karangan
Perencanaan karangan ilmiah pada tahap awal yaitu menentukan jenis karangan yang akan ditulis: makalah, artikel jurnal, proposal, laporan, atau jurnal.
a. Makalah
Makalah membahas sebuah topik yang terkait dengan perkuliahan atau tema dalam suatu seminar, simposium, kongres, atau seminar dan lokakarya.
Makalah diklasifikasikan dalam dua jenis, yaitu: makalah biasa dan makalah posisi.
1) Makalah biasa cenderung lebih bebas, tidak terikat oleh posisinya sebagai mahasiswa, profesi keahlian, atau posisi lain.
2) Makalah posisi yaitu makalah yang ditulis berdasarkan posisi penulisnya, misalnya orang diminta menulis makalah dalam posisinya sebagai gubernur, menteri, ilmuan, atau posisi lain.
Sistematika makalah : judul, abstrak, pendahuluan, pembahasan isi, kesimpulan, dan daftar pustaka.
Langkah-langkah penulisan: menentuklan dan membatasi topik, membuat kerangka dan mengumpulkan bahan, membaca buku sumber (pustaka) dan menentukan bagian yang akan dirujuk, menulis draf atau rencana konsep makalah, menyunting sendiri draf yang ditulisnya, dan menyempurnakan makalah sehingga siap cetak.
b. Artikel Jurnal
Artikel jurnal adalah karangan ilmiah dalam bidang ilmu tertentu yang diterbitkan dalam sebuah jurnal yang khusus menerbitkan bidang kajian ilmu tersebut.
Artikel jurnal diklasifikasikan ke dalam dua kategori: pertama artikel ilmiah yang bertujuan membuka forum diskusi, argumentasi, analisis, dan sintesis sejumlah pendapat dan temuan para ahli dan pemerhati dalam kajian ilmu tertentu yang sama-sama ditekuninya. Kedua artikel yang berisi kajian hasil penelitian. Kesimpulan hasil ini terkait dengan variabel bebas dan variabel terikat yang diteliti.
Judul artikel:
(1) mencerminkan materi bahasan pada kata atau istilah yang digunakan dalam judul.
(2) Berdaya tarik kuat untuk merangsang pembaca, boleh menggunakan kata yang “provokatif” agar merangsang orang untuk membacanya.
(3) Dapat dirumuskan dalam kalimat berita atau kalimat tanya.
Nama penulis:
(1) ditulis lengkap, tanpa gelar akademis atau gelar profesi untuk mencegah timbulnya kesan senioritas;
(2) boleh mencantumkan gelar kebangsawanan atau keagamaan;
(3) jika ditulis dua orang atau lebih hanya mencantumkan penulis utama disertai kata dkk, nama seluruh penulis lengkap boleh dituliskan pada catatan kaki.
(4) Nama lembaga penulis dapat dituliskan tepat di bawah namanya pada catatan kaki.
Abstrak:
(1) penyajian ringkas dari seluruh artikel, bukan komentar atau pengantar,
(2) diketik dengan spasi tunggal, ditempatkan menjorok lima ketikan dari margin kiri maupun kanan
(3) kata kunci merujuk bidang ilmu yang dikaji, ditulis di bawah abstrak.
Pendahuluan:
(1) menarik perhatian pembaca, mengacu pada permasalahan yang dibahas, menekankan masalah yang kontroversial.
(2) Menyajikan sari artikel terdahulu, menyajikan pembahasan masalah yang belum tuntas.
(3) Diakhiri dengan rumusan masalah atau tujuan singkat yang akan dibahas.
Bagian inti:
(1) berisi pembahasan, analisis, argumentasi, komparasi, dan pendirian penulis tentang masalah yang ditulis.
(2) Pembahasan yang bersifat argumentatif, analitis, kritis, sistematis, dan logis,
(3) Tidak bersifat instruktif dan diusahakan bersifat komparatif juga bukan enumerasi (pecahan materi, komplikasi seperti diktat).
Penutup atau Kesimpulan:
(1) menandai akhir artikel hasil pemikiran,
(2) merupakan paduan hasil pemikiran, pendapat ahli, dan teori yang digunakan,
(3) merupakan jawaban/solusi masalah atau pendirian penulis atas pembahasan,
(4) menyajikan rekemendasi yang ditujuakan kepada seseorang atau suatu lembaga
Daftar Pustaka
(1) mencatumkan pustaka yang benar-benar dirujuk dalam pembahasan artikel
(2) daftar rujukan ditulis pada halaman terakhir bukan halaman baru
(3) disusun berdasarkan alfabetik penulis
(4) mengiktui standar internasional.
c. Proposal adalah karangan ilmiah yang berisi rancangan kerja. Proposal mempunyai beberapa jenis seperti: proposal skripsi mahasiswa, proposal penelitian (rancangan penelitian yang didanai oleh lembaga), proposal kerjasama untuk melakukan suatu kegiatan yang didanai oleh sponsor.
d. Laporan Ilmiah Berbentuk Naskah
Laporan adalah penyampaian informasi yang ditulis secara lengkap, jelas, sistematis, objektif, dan tepat waktu oleh seseorang kepada orang lain atau pejabat.
3. Perencanaan Karangan
Perencanaan karangan ilmiah adalah proses awal mengarang sampai dengan penulisan akhir. Perencanaan ini mencakup prapenulisan, peng-organisasian keseluruhan penulisan, penulisan, penyuntingan, dan presentasi. Penulisan karangan formal, seperti makalah penelitian, skripsi, tesis, disertasi, atau karangan ilmiah lainnya menuntut beberapa persyaratan yang harus dipenuhi. Persyaratan ini menyangkut isi, bahasa, metode analisis, dan teknik penyajian.
Tahap-Tahap Penulisan
a. Prapenulisan
1) Menyusun daftar pustaka sementara, dan menentukan topik atau judul, masalah, tujuan, dan kalimat tesis,
2) Menyusun garis besar isi dan menyem-purnakannya menjadi kerangka karangan lengkap setelah datanya lengkap,
3) Menetapkan landasan teoritis,
4) Menetapkan sumber data (primer, sekunder) dan cara mengumpulkannya,
5) Menetapkan metode pembahasan,
6) Menyusun daftar pustaka sementara,
7) Menjadwalkan pelaksanaanya.
b. Penulisan
1) Menuliskan keseluruhan naskah secara konseptual, disertai kutipan atau data yang diperlukan,
2) Penulisan tersebut mencakup:
a) Bagian pelengkap pendahuluan (halaman judul, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel),
b) Bagian naskah utama:
(1) Pendahuluan:
(a) Latar belakang menguraikan kesen-jangan antara kondisi ideal dengan fakta, alasan mengapa topik kajian perlu dibahas, studi pustaka sebagai landasan ideal dan kesenjangannya dengan kenyataan yang dihadapi,
(b) Masalah berupa pertanyaan yang timbul sebagai konsekuensi pemba-hasan pada latar belakang.
(c) Tujuan menjelaskan upaya yang hendak dicapai,
(d) Pembahasan masalah menjelaskan bagaimana menjawab masalah dan tujuan yang hendak dicapai atau ruang lingkup yang hendak dibahas, dan metode pembahasan yang digunakan.
(2) Bahasan utama:
(a) Deskripsi teori menggambarkan teori variabel pertama dan variabel kedua,
(b) Metode penelitian menjelaskan jenis metode yang digunakan (misalnya: deskriptif, kualitatif, analisis fungsi x terhadap y). Penjelasan metode pengumpulan data yang digunakan (misalnya: observasi, wawancara, pengujian, angket), cara menganalisis data, dll Bahasan selanjutnya:
(c) Deskripsi data yang sudah diolah,
(d) Analisis data dilakukan dengan metode penelitian di atas, dan
(e) Hasil analisis menyajikan temuan yang diperoleh melalui analisis data.
(3) Kesimpulan dan saran:
(a) Kesimpulan menyajikan penafsiran atas hasil analisis
(b) Saran (rekomendasi) menyajikan usulan kepada seseorang, sekelom-pok orang, atau pimpinan lembaga untuk melakukan suatu perbaikan atas kekurangan yang ditemukan dalam penelitian atau pembahasan.
c) Pelengkap kesimpulan (daftar pustaka, lampiran, indeks).
c. Penyuntingan (Editing) : Penyuntingan naskah, penyuntingan materi, dan penyuntingan bahasa.
d. Penulisan naskah yang sudah sempurna, tanpa kesalahan.
e. Presentasi yaitu menyajikan hasil akhir penulisan makalah atau skripsi
A. Pengertian
Perencanaan Karangan
Perencanaan karangan yaitu semua tahap persiapan penulisan. Dimana,
kegiatan menulis bukanlah suatu kegiatan yang kebetulan, melainkan memang telah
direncanakan. Dengan begitu, penulis benar-benar siap mengungkapkan gagasannya
melalui tulisan.
Secara teoritis, perencanaan karangan terdiri atas tiga tahapan, yaituprapenulisan, penulisan,
dan pascapenulisan. Pada tahapprapenulisan, seorang penulis
dituntut untuk mempersiapkan bahan-bahan yang akan dijadikan tulisan. Persiapan
ini meliputi penentuan tema, topik, ataupun judul, tujuan penulisan, masalah
yang akan dibahas, teknik pengumpulan bahan atau teknik penelitian, penentuan
buku rujukan penyusunan kerangka karangan, dan sebagainya. Pada tahap penulisan,
penulis dituntut untuk mengembangkan kerangka yang sudah dibuat tadi. Dengan
kalimat, ungkapan, frase, kata-kata, penulis mengembangkan kerangka tersebut
menjadi paragraf subbab, bab, wacana, akhirnya menjadi karya tulis yang utuh.
Dan pada tahap pascapenulisan, penulis mengurangi segala kekeliruan
dan kekurangan yang mungkin timbul. Pada tahap ini, penulis juga dapat menambah
referensi dan merevisi penulisan yang telah diketik sehingga menjadi tulisan
yang sempurna. Tahap ini biasa disebut dengan tahap revisi.[1]
B. Pengertian Tema,
Topik dan Judul dalam Karangan
Secara etimologis,
kata “tema” berasal dari bahasa Yunani, yaitu tithenai,yang berarti
“sesuatu yang telah ditempatkan” atau “sesuatu yang telah diuraikan”. Sedangkan
menurut istilah, tema yaitu amanat utama yang disampaikan oleh penulis
melalui karangannya. Dalam karang mengarang, tema adalah pokok pikiran yang
mendasari karangan yang akan disusun. Dalam tulis menulis, tema adalah pokok
bahasan yang akan disusun menjadi tulisan. Tema ini yang akan menentukan arah
tulisan atau tujuan dari penulisan artikel itu. Menentukan tema berarti
menentukan apa masalah sebenarmya yang akan ditulis atau diuraikan.[2] Dengan kata lain, tema adalah pokok
pikiran, dasar cerita, yang
dipercakapkan, dipakai sebagai dasar mengarang. Adapun kajian tema, yaitu: buah
pikir, gambaran perwatakan, alur cerita, dan ungkapan-ungkapan.[3]
Secara etimologis, “topik” berasal dari bahasa Yunani, yaitu topoi,
yang berarti “tempat”. Sedangkan menurut istilah, topik adalah sesuatu yang
sudah dinyatakan dan harus dibatasi. Topik juga dapat diartikan sebagai segala
hal yang ingin dibahas atau pokok pembicaraan. Topik bersifat implisit. Dengan
begitu, biasanya penulis menentukan topik yang ingin dibahasnya sebelum
menulis, sedangkan pembaca mengetahui topik tulisan setelah membaca. Dalam
karya ilmiah, biasanya topik dapat serta-merta menjadi judul. Berdasarkan
uraian ini, maka topik yang sudah sangat spesifik di atas dapat langsung
dijadikan judul.
Menurut Sabarti Akhadiah (1994), ada 5 hal yang perlu diperhatikan dalam
memilih topik di antaranya:
1. Ada manfaatnya
dalam perkembangan ilmu dan profesi
2. Cukup menarik
untuk dibahas
3. Dikenal dengan
baik
4. Bahannya mudah
diperoleh
5. Tidak terlalu luas
dan tidak terlalu sempit
Menurut Keraf (1979), ada beberapa langkah untuk merumuskan pembatasan
topik, yaitu sebagai berikut:
1. Tetapkanlah topik
yang ingin dibahas dalam suatu kedudukan sentral
2. Perinci topik yang
ada dalam kedudukan sentral tersebut
3. Pilih salah satu
dari perincian tersebut yang akan dipilih sebagai topik tulisan
4. Analisa kembali
jika ada sektor-sektor yang masih dapat diperinci
Sedangkan “judul” adalah nama, merek, atau label karangan. Judul
bersifat eksplisit. Dengan begitu, dapat dilihat bahwa pembaca
menemukan judul sebelum membaca, sedangkan penulis menentukan judul ketika atau
setelah menulis. Karena biasanya langsung dibaca, judul sangat menentukan
tingkat ketertarikan pembaca terhadap karangan itu. Oleh sebab itu, dalam
menulis judul karangan ilmiah, penulis dituntut hal-hal sebagai berikut:
1. Harus sesuai
dengan topik dan jangkauannya
2. Sebaiknya
dinyatakan dengan frase
3. Sesingkat mungkin
4. Sejelas mungkin
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ialah gambaran atau perencanaan menyeluruh yang akan
mengarahkan penulis dalam melakukan tindakan menyelesaikan tugasnya. Dengan
mengetahui tujuan, penulis akan dapat menentukan bahan tulisan, organisasi
karangan, dan sudut pandang. Ada dua cara menyatakan tujuan penulisan, yaitu:
1. Tesis
Tesis adalah rumusan singkat yang mengandung tema dasar dari sebuah
karangan bila ada sebuah tema karangan yang dominan. Tesis sama dengan sebuah
kalimat utama dalam paragraf. Oleh sebab itu, tesis tidak diperkenankan lebih
dari satu kalimat. Dengan kalimat tesis, penulis dapat menentukan bahan yang
akan menjadi tulisan. Tesis digunakan jika penulis ingin mengembangkan gagasan
yang berupa tema seluruh tulisan.
2. Pengungkapan
Maksud
Pengungkapan maksud dilakukan tidak bermaksud untuk mengembangkan ide
sentral.
D. Bahan Penulisan
Yang dimaksud dengan bahan penulisan ialah semua informasi yang digunakan
untuk mencapai tuluan penulisan. Informasi itu, mungkin merupakan teori,
contoh-contoh, rincian atau detil, perbandingan, sejarah kasus, fakta, hubungan
sebab akibat, pengujian dan pembuktian, angka-angka, kutipan, gagasan dan
sebagainya.[5]
Dalam menulis karangan fiktif, sumber bahan yang utama adalah hasil
imajinasi. Data pengalaman berupa catatan harian dibumbui dengan khayalan
disertai kemampuan penulisnya dalam merangkai kata yang estetis dapat dengan
mudah menghasilkan karya fiktif. Pada karangan fiktif juga, penulis dituntut
untuk memperhatikan kelogisan karangan itu.
Sedangkan dalam menulis karangan nonfiksi (karya ilmiah), sumber bahan yang
utama adalah fakta dan data. Penulis dituntut untuk melaukan berbagai
penelitian. Karangan ilmiah ini tidak dapat dihasilkan hanya dengan melamun
atau mengkhayal. Dengan adanya fakta dan data, karya ilmiah harus mencakup
syarat-syarat ilmiah, misalnya empiris, sistematis, objektif, dan rasional.
Adapun beberapa bahan yang dapat dijadikan sumber rujukan dalam pnulisan karya-karya
ilmiah, yaitu:
1. Bahan pustaka
Dalam karya ilmiah, untuk mendapatkan landasan teoritis, penulis dituntut
mencari buku-buku yang berhubungan dengan topik yang dibahas. Penulis harus
mengumpulkan bahan-bahan sumber yang bersifat teori dan bahan sumber asli yang
berasal dari seorang tokoh.
2. Wawacara
Wawancara adalah salah satu cara mengumpulkan data dengan mengajukan
pertanyaan kepada seseorang yang dianggap berkompoten (berotoritas) mengenai
hal yang ditulis. Wawancara biasanya digunakan untuk mendapatkan data secara
lisan. Alat bantu yang digunakan dalam wawancara adalah alat perekam dan kamera
video. Alat tersebut dapat memudahkan penyalinan ke dalam bentuk tulis.
Wawancara lebih dominan digunakan pada penelitian lapangan, namun tidak menutup
kemungkinan wawancara juga digunakan pada penelitian perpustakaan, yaitu untuk
mengkonfirmasi pendapat seorang tokoh yang kurang jelas atau memperkuat
pendapat seorang tokoh tentang pendapatnya.
3. Angket
Angket adalah pertanyaan yang digunakan untuk menjaring pendapat atau opini
seseorang tentang sesuatu. Jawaban pertanyaan sudah disediakan. Responden
tinggal melingkari atau menyilangnya.[6]
4. Pengamatan
Agar dapat melakukan pengamatan secara cermat,kita perlu berlatih mengamati
sebuah objek dari jarak yang lebihdekat.Dalam hal ini tentunya diperlukan
konsenyrasi dan minat yang memadai .Jika kita tidak memeliki perhatian dan
minat yang memadai maka kita akan memperoleh bahan berupa kesan umum yang kerap
sekali kurang jelas.
5. Kewenangan
Pendapat yang dikemukakan oleh orang yang berwenang, juga dapat dijadikan
bahan penulisan. Hanya dalam hal ini kita harus berhati hati dalam memilihnya.
Sikap kritis kita dituntut karena pendapat yang dikemukakan sering bersifat
subjektif.
6. Penulisan Draft
Penulisan draft merupakan pengklasifikasian data yang telah terkumpul yang
kemudian disusun menjadi sebuah wacana yang terdapat dalam karangan.
7. Penyuntingan
wacana
Dalam penulisan karangan hendaknya melakukan pengeditan ulang terhadap
bahan yang akan disajikan karena bahan tersebut harus sesuai dengan bahasa
diksi, alinea dan kalimat.
Contohnya:
Penulisan kutipan yang benar, penulisan kata serapan yang sesuai EYD.
E. Kerangka Karangan
Kerangka karangan adalah rencana kerja yang mengandung ketentuan-ketentuan
tentang pembagian dan penyusunan gagasan yang memuat garis-garis besar suatu
karangan. Fungsi utma kerangka karangan adalah mengatur hubungan antara
gagasan-gagasan yang ada.
Menyusun kerangka karangan merupakan tahap terakhir dari prapenulisan. Yang
mempengaruhi kerangka karangan ini ialah tujuan dan bahan penulisan. Menyusun
kerangka pada hakikatnya membagi topik ke dalam subtopik dan selanjutnya ke
dalam sub-subtopik yang lebih kecil.
Dalam proses penyusunan kerangka karangan ada tahap yang harus dijalani,
yaitu memlih topik, mengumpulkan informasi, mengatur gagasan dan menulis
kerangka itu sendiri. Adapun langkah-langkah penyusunan kerangka karangan
adalah sebagai berikut:
a. Mencatat semua ide
b. Menyeleksi ide-ide
c. Mengurutkan dan
mengelompokkan ide-ide secara tepat.
F. Pengembangan
Karangan
Setelah kerangka selesai, tahap selanjutnya adalah mengembangkan kerangka
tersebut menjadi kalimat, wacana, dan bab. Kalimat, wacana, dan bab tidak
langsung menjadi tulisan yang benar dan utuh namun masih dapat diperbaiki dan
direvisi. Dengan kata lain, jarang sekali ada tulisan yang langsung menjadi
sebuah artikel, tanpa adanya tahap revisi.
G. Revisi
Ini merupakan tahap pascapenulisan. Sebagaimana dinyatakan di atas, tulisan
berupa kalimat, wacana, dan bab yang merupakan hasil pengembangan kerangka,
kemungkinan akan salah. Kesalahan yang mungkin timbul, misalnya pengetikan,
penemuan data baru sehingga data lama perlu diganti, penemuan pendapat baru,
dan sebagainya. Dengan adanya tahap revisi, semua kesalahan dan kekurangan itu
dapat diantisipasi.
Ada tujuh cara untuk merevisi karangan, di antaranya:
1. Membaca untuk
mengatasi kekeliruan
2. Memotong kata-kata
yang tidak perlu
3. Pikirkan setiap
kata yang ditulis
4. Bertanya pada diri
sendiri
5. Menyesuaikan
dengan judul
6. Menyiapkan sebuah
naskah yang sempurna
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Perencanaan
karangan yaitu semua tahap persiapan penulisan.
2. Secara teoritis,
perencanaan karangan terdiri atas tiga tahapan, yaitu:
a. Prapenulisan
(penentuan tema, topik, judul, tujuan penulisan, masalah yang akan dibahas,
teknik pengumpulan bahan atau teknik penelitian, penentuan buku rujukan
penyusunan kerangka karangan)
b. Penulisan
(pengembangan kerangka karangan)
c. Pascapenulisan
(pengurangan segala kekeliruan dan kekurangan yang mungkin timbul, penambahan
referensi dan perevisian penulisan yang telah diketik)
3. Tema adalah pokok
pikiran yang mendasari karangan yang akan disusun.
4. Topik adalah
sesuatu yang ingin dibahas atau pokok pembicaraan.
5. Judul adalah nama,
merek, atau label karangan.
6. Ada dua cara
menyatakan tujuan penulisan, yaitu:
a. Tesis
b. Pengungkapan
Maksud
7. Adapun beberapa
bahan yang dapat dijadikan sumber rujukan dalam pnulisan karya-karya ilmiah,
yaitu:
a. Bahan pustaka
b. Wawacara
c. Angket
d. Pengamatan
e. Kewenangan
f. Penulisan Draft
g. Penyuntingan
wacana
DAFTAR PUSTAKA
Gani, Ramlan A. dan Mahmud Fitriyah. Disilin Berbahasa Indonesia.
Jakarta: FITK PRESS. 2011.
http://rayapost.blogspot.com/2009/03/perencanaan-karangan.html
Kasim, Razali. Sastra Bandingan: Ruang Lingkup & Metode. Medan:
Usu Press, Edisi Pertama, Cet. I., 1996.
Provost, Gary. 100 Cara untuk Peningkatan Penulisan Anda. Semarang:
Dahara prize, Cet. ke 2. 1989.
Widjono. Bahasa Indonesia Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Jakarta: Grasindo. 2008.
[2] Widjono. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan
Kepribadian di Perguruan Tinggi. (Jakarta: Grasindo, 2008). hlm 152.
[3] Razali
Kasim. Sastra Bandingan: Ruang Lingkup & Metode. (Medan:
Usu Press, Edisi Pertama, Cet. I., 1996). hlm. 101
[8] Gary
Provost. 100 Cara untuk Peningkatan Penulisan Anda. (Semarang:
Dahara prize, Cet. ke 2. 1989). hlm. 119-127
Tidak ada komentar:
Posting Komentar